Tuesday, May 18, 2010

Diagnosis, Penatalaksanaan, Komplikasi Fraktur



Riwayat trauma
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi (look)
Deformitas : angulasi, pemendekan, rotasi
Ada bengkak atau kebiruan
Fraktur terbuka atau tertutup

b. Palpasi (Feel)
Nyeri tekan pada daerah fraktur, nyeri bila digerakkan
Krepitasi
Gerakan (Moving)
Gerakan luar biasa (abnormal) pada daerah fraktur
Pemeriksaan trauma di tempat lain; kepala, torak, abdomen, dll
Pemeriksaan komplikasi fraktur seperti neurovaskuler bagian distal fraktur yang berupa : pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit, pengembalian darah ke kapiler (Capillary refill test), sensasi, dll

Pemeriksaan dengan sinar-X
Setelah diimobilisasi dilakukan pemeriksaan dgn sinar-X dengan proyeksi AP dan lateral
Syarat foto Roentgen pada fraktur :
Fraktur di pertengahan foto
Tampak persendian proksimal dan distal dari fragmen fraktur
Sinar menembus tegak lurus
Dua foto dua arah bersilangan 90 derajat

Proses Penyembuhan Fraktur

Penyembuhan fraktur ada 5 stadium
Pembentukan hematom : pada daerah fragmen fraktur terdapat penimbunan darah
Organisasi hematom

Beberapa jam setelah trauma fibroblas dari jaringan sekitar masuk ke hematom
Beberapa hari kemudian terjadi pembentukan kapiler
Secara bertahap hematom menjadi jaringan granulasi
Pembentukan Kalus

Fibroblas yang ada dijaringan granulasi mengalami metaplasi dan berubah menjadi kolagenoblas kondroblas, kemudian menjadi osteoblas
Timbunan jaringan tulang yang berada di sekitar jaringan kolagen dan pulau-pulau kartilago disebut Woven Bone (Kalus)

4. Konsolidasi
Woven bone berubah menjadi Lamellar bone
5. Remodeling
Kalus yang berlebihan di sekitar fragmen menghilang shg terbentuk tulang normal
Kanalis medularis mulai terbentuk

Terjadinya union (penyambungan) tulang bervariasi antara tulang-tulang yang ada di dalam tubuh
Pada orang dewasa : union tulang kortikal membutuhkan waktu 3 bulan, sedang pada tulang kanselus 6 minggu
Pada anak-anak : union tulang membutuhkan separoh waktu yang dibutuhkan orang dewasa

Gangguan Penyembuhan Fraktur

Imobilisasi yang tidak cukup
Pada pemasangan gips proksimal dan distal fraktur harus diimobilisasi
Infeksi
Hematom mrp lingkungan paling subur utk kuman patogenik, yg dpt menyebabkan osteomielitis pada kedua ujung fraktur
Interposisi
Adanya otot atau tendo diantara kedua fragmen tulang, akan menghalangi perkembangan kalus
Traksi yang berlebihan atau tonus/tarikan otot spt fr. patella
Gangguan perdarahan setempat
Adanya aliran darah yang memadai mrp syarat mutlak penyatuan fraktur

Penatalaksanaan Fraktur

Pertolongan Pertama
Bertujuan : mengurangi atau menghilangkan nyeri dan mencegah gerakan fragmen-fragmen yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitarnya
Pembidaian (splint) cukup memadai untuk pertolongan pertama, atau sling untuk anggota gerak atas cukup memadai
Pada fraktur terbuka, tutup dengan material bersih dan steril sebagai pertolongan pertama

Penanganan shock
Setiap fraktur tulang besar dapat menimbulkan perdarahan 1-1,5 lt
Fraktur multipel, perdarahan akan lebih banyak shg dapat menimbulkan shock dan diperberat dgn nyeri yang dapat menimbulkan shock neurogenik
Pengiriman pasien ke Radiologi harus dengan infus, krn dapat menimbulkan shock

Penilaian awal
Pemeriksaan yang teliti pada daerah fraktur dan organ lain dan komplikasi akibat fraktur itu sendiri

Tujuan Pengobatan Fraktur
Reposisi, betujuan mengembalikan fragmen2 ke posisi anatomi
Imobilisasi atau fiksasi, bertujuan mempertahankan posisi fragmen2 tulang setelah di reposisi sampai terjadi union
Penyambungan fraktur (union)
Mengembalikan fungsi (rehabilitasi)

Reposisi

  • Dilakukan dgn anestesi lokal atau umum, anestesi umum lebih baik krn otot-otot menjadi relaksasi
  • Reposisi ada 2 macam
  • Reposisi tertutup
  • Manipulasi (sangkal putung)
  • Traksi
  • Kulit
  • Skeletal
  • Reposisi terbuka, dengan operasi
  • Yang perlu diperhatikan pada reposisi tertutup, adalah pulsasi arteri distal fraktur. Jika setelah dilakukan reposisi, pulsasi arteri distal fraktur menghilang, kembalikan posisi tulang hingga teraba kembali pulsasi arteri distal

Fiksasi

Fiksasi ada 2 macam
Fiksasi eksternal
Gip (plester cast)
Traksi
Kulit
Skeletal
Fiksasi internal dengan operasi (ORIF/Open Reduction Internal Fixation), mis : plate, screwing,wiring, dll
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemasangan gip :
Gip harus diatas padding
Setelah pemasangan gip harus dilakukan pemeriksaan sinar-X
Penjelasan akan keluhan nyeri akibat penekanan gip
Penjelasan akan risiko stiffness (kekakuan sendi) pada sendi-sendi dekat fraktur


Traksi
Cara kerja traksi : penarikan otot2 atau jar. lunak di sekitar fraktur shg fragmen2 fraktur kembali ke tempat semula
Traksi ada 2 macam
Traksi kulit
Menggunakan skin traction kit
Beban tidak boleh lebih dari 5 kg, jika terlalu berat kulit dapat terlepas dari perlekatannya
Traksi skeletal, melalui tulang
Menggunakan pin, screw atau wire
Risiko infeksi
Traksi dipasang pada bagian distal fraktur
Indikasi traksi :
Pemendekan (shortening), akibat tarikan otot atau angulasi pada fraktur
Fraktur unstable, mis : Fr. Obliq atau spiral
Kerusakan hebat pada kulit atau jaringan disekitar fraktur



Komplikasi Fraktur
Trauma saraf
Trauma saraf perifer dpt menimbulkan kontusi, tegangan atau terputus
Neuropraxia : trauma kecil yang menimbulkan blok fisiologis dan terjadi pemulihan dalam beberapa minggu

Axonotmesis : kerusakan axon dan terjadi degenerasi perifer, pemulihan dapat terjadi berbulan-bulan

Neurotmesis : terputusnya seluruh saraf, perlu repair
Fisioterapi dianjurkan untuk mencegah kekakuan sendi dan atropi otot
Trauma pembuluh darah
Berkurangnya aliran darah ke ekstremitas dapat disebabkan karena ketegangan (tension), edema, atau perdarahan
Anggota gerak atas memiliki sirkulasi kolateral yang baik, namun dapat terjadi pengurangan aliran akibat tekanan intrakompartemen yang tinggi

Indikasi Iskhemia setelah trauma : 5P
  1. Nyeri hebat sekali (Pain)
  2. Nadi hilang (Pulseless)
  3. Paraesthesia (kesemutan)
  4. Pucat krn aliran darah berkurang atau tidak ada (Pale)
  5. Jari-jari tidak bisa melakukan ekstensi (Paralise)
Terapi Iskhemia post trauma mrp Emergency:
  1. Bila fraktur belum di reposisi segera reposisi
  2. Bila fraktur telah di reposisi, semua yang diperkirakan penyebab spt gip harus dilepas, siku fleksi dilakukan ekstensi shg relaksasi
  3. Bila tindakan diatas tidak menolong, lakukan operasi eksplorasi segera

No comments:

Post a Comment