Monday, April 19, 2010

Prosedur Pengambilan Gas Darah Arteri

Cara pengambilan darah arteri :
- siapkan semprit yang telah dibasahi antikoagulan heparin steril
- tanda-tanda pembuluh darah arteri /nadi adalah terabanya denyutan yang tidak ditemukan pada vena
- bila telah ditemukan arteri, lakukan tindakan asepsis dengan alkohol 70 %
- dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah lakukan fiksasi arteri tersebut
- kemudian lakukan tusukan / pungsi tegak lurus ( karena letaknya dalam) sampai terkena arteri tersebut


- bila arteri telah tercapai akan tampak darah yang akan mengalir sendiri oleh tekanan darah ke dalam semprit yang telah mengandung heparin. Cabut semprit dan segera ditutup dengan gabus sehingga tidak terkena udara. Goyangkan semprit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku.
- tekan bekas pungsi dengan baik sampai tidak tampak darah mengalir. Hal ini tidak sama dengan vena karena dengan vena lebih mudah membeku daripada arteri.
- Segera kirim ke laboratorium ( sito )
Analisa gas darah arteri berguna untuk mengkaji status oksigenasi klien (tekanan oksigen arterial [PaO2]), ventilasi alveolar (tekanan karbondioksida arterial [PaCO2]), dan juga untuk menilai keseimbangan asam basa. Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti bagi monitoring hasil tindakan penatalaksanaan oksigenasi klien, therapy oksigen, dan untuk mengevaluasi respon tubuh klien terhadap tindakan dan therapy misalnya pada saat klien menjalani weaning dari penggunaan ventilator. Sampel darah yang diambil digunakan untuk mengukur komponen gas didalam darah arteri dan pH darah. Nilai yang diperoleh mereflekasikan kualitas ventilasi dan perfusi jaringan.

ALAT YANG DIPERLUKAN :
► Spuit 2 cc + 0,1 cc heparin
► Kapas alcohol dan kassa steril
► Tutup jarum dari karet
► Kain pengalas
► Tempat berisi es batu
► Formulir permintaan

PELAKSANAAN
Tentukan tempat yang akan dilakukan penusukan.
Siapkan spuit yang telah diisi heparin 0,1 cc heparin (pengisian dilakukan dengan menghisap 2 cc heparin, kemudian keluarkan kembali dan sisakan sebanyak 0,1 cc dalam spuit).
Lakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk dengan menggunakan kapas alkohol.
Tusukkan jarum (450 untuk arteri radialis, 900 untuk arteri femoralis), ketika jarum mengenai arteri, tidak diperlukan aspirasi karena darah akan keluar dengan sendirinya.
Setelah sampel darah cukup, cabut jarum dan lakukan penekanan pada tempat penusukan. Penekanan dilakukan selama 5 menit untuk arteri radialis dan 10 menit untuk arteri femoralis.
Segera setelah dicabut, cek kemungkinan adanya udara yang terperangkap dalam spuit, bila ada cepat keluarkan. Putar-putar spuit diantara kedua telapak tangan agar tercampur merata dengan heparin.
Segera jarum ditutup dengan menggunakan tutup yang terbuat dari karet, simpan sampel darah pada tempat yang diisi es batu dan segera kirimkan ke laboratorium.
Formulir pengiriman harus lengkap, jangan lupa mencantumkan suhu tubuh klien saat pengambilan sampel darah.

PEMERIKSAAN
pH darah arteri 7,35 – 7,45
PaO2 80 – 100 mmHg
PaCO2 35 – 45 mmHg
HCO3- 22 – 26 mEq/l
Base Excess (B.E) -2,5 – (+2,5) mEq/l
O2 Saturasi 90 – 100 %

INTERPRETASI
a. Hipoksia
•Ringan PaO2 50 – 80 mmHg
•Sedang PaO2 30 – 50 mmHg
•Berat PaO2 20 – 30 mmHg
b. Hiperkapnia
•Ringan PaCO2 45 – 60 mmHg
•Sedang PaCO2 60 – 70 mmHg
•Berat PaCO2 70 – 80 mmHg

No comments:

Post a Comment