Monday, April 19, 2010

Asuhan Keperawatan syndrom distress pernafasan



SINDROM DISTRES PERNAPASAN
(RESPIRATORY DISTRES SYNDROME/RDS)




 Definisi
  Sindrom Distres Pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai hyaline disease (HMD).


 Patofisiologi
·        pada bayi dengan RDS, dimana adanya ketidak mampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka. RDS pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernafasan karma imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya indotelium kapiler yang menyebabkan kolaps paru pada akhir ekspirasi
·        pada bayi dengan RDS disebabkan oleh menurunnya jumlah surfaktan/perubahan kualitatif surfaktan, dengandemikian menimbulkan ketidakmampuan alveoli untuk ekspansi. Terjadinya perubahan tekanan intra- extrathoracic dan menurunnya pertukaran udara
·        Secara alamiah perbaikan mulai setelah 24-48 jam. Sel yang rusak akan diganti. Membran hyaline,berisidebris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam protein nacreous filtrate serum ( saringan serum protein ), dipagosit oleh makrofag. Sel cuboidal menempatkan pada alveolar yang rusak dan epithelium jalan nafas, kemudian terjadi perkembangan sel kapiler baru pada alveolai.Sintesis surfaktan memulai lagi dan kemudian membantu perbaikan alveoli untuk pengembangan.




    Garuambaran patofiologi secara jelas dapat pada bagan berikut:


 Surfaktan menurun                                       










 Compliance (distensibilitas) paru menurun             PO2 menurun














 Atelektasis
 


 Usaha nafas meningkat                                             Metabolisme anaerob


 Menurunnya ventilasi


 CO2 meningkat                                                           Asidosis                                                  


 Perfusi perifer menurun


 Tekanan darah arteri menurun                                     Vasokontriksi perifer dan                                  
                                                                                        pulmual


 Aliran darah paru menurun


 Surfaktan menurun                                                        Tekanan arteri pulponal  
                                                                                         Meningkat




  Komplikasi
·        Pneumothorax
·        Pneumomediastinum
·        Pulmonary intestinal dysplasia
·        Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
·        Patent ductus arteriosus (PDA)
·        Hipotensi
·        Menurunnya pengeluaran urine
·        Asidosis
·        Hiponatremi
·        Hipernatrium
·        Hipokalemi
·        Hipoglikemi
·        Disseminated intravascular coagulation (DIC)
·        Kejang
·        Intraventricular hemorrhage
·        Retinopathy pada premature
·        Infeksi sekunder


Etiologi


           Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram. Sering kali banyak bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. 20% berkembang dengan bronchopulmonary dysplasia (BPD)


Manifestasi Klinis


·        Pernafasan cepat (tachynea)
·        Retraksi (takiran) dada (suprastenal, substernal, intercostals)
·        Pernfasan terlahat paradoks
·        Cuping hidung
·        Apnea
·        Murmur
·        Sianosis pusat


     Pemeriksaan Diagnostik
·        Foto rontsen
·        Analisa gas darah
·        Imatur lecithin / sphingomyolin (L / S)


Penatalaksanaan Terapiutik


·        Pemberian oksigen
·        Pertahankan nutrisi adekuat
·        Pertahankan suhu lingkungan netral






·        Diit 60 kcal/kg per hari ( sesuaikan dengan protocol yang ada) dengan asam amino yang mrncukupi untuk mencegah katabolisme protein dan ketoasidosis  endogenous
·        Pertahankan PO2 dalam batas normal
·        Intubasi bila perlu dengan tekanan ventilasi positif


Penatalaksanaan Perawat


  Pengkajian
·        Identifikasi factor risiko
·        Kaji system pernafasan ; tanda dan gejala RDS
·        Kaji system kardiovaskuler ; adanya murmur
·        Kaji sianosis, indikasi kegawatan hypoxia
·        Kaji hasil laboratorium
·        Kaji endotracheal tube (selang intubasi tracea)


   Diagnosa
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan
2.      Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi tracea yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan nafas.
3.      Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat
4.      Resiko injury berhubungan dengan ketidakseimbangnya asam – basa; O2 dan CO2 barotrauma (perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu nafas
5.      Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan hopitalisasi sekuunder dari situasi krisis pada bayi
6.      Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang tanpa disadari (insensible water loss
7.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menelan, motilitas gastric menurun, dan kurangnya penyerapan


    Perencanaan
1.      Pertukaran gas adekuat yang ditandai dengan nilai analisa gas darah dan saturasi oksigen dalam batas normal
2.      Kepatenan jalan nafas dapat dipertahankan yang ditandai dengan bunyi nafas adekuat dan ada pergerakan dinding-dinding dada
3.      Support ventilator tepat dan ada usaha bayi untuk bernafas yang ditandai dengan analisa gas darah dalam batas normal
4.      Bayi tidak mengalami ketidakseimbangan asam – basa dan barotraumas
5.      Orang tua bayi akan menerima keadaan anaknya dan mau melakukan bonding dan mengindentifikasi perannya
6.      Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan
7.      Kebutuhan intake nutrisi dapat dipertahankan








      Implementasi
1.      Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat
·        Identifikasi bayi mungkin adanya risiko-risiko yang muncul
·        Monitor ststus pernafasan; distress pernafasan dan lapor ke dokter bila terjadi keburukan kondisi pernafasan
·        Monitor analisa gas darah, pulse oximetry
·        Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas
·        Pertahankan suhu lingkungan netral
·        Mengurangi pegangan
·        Pemberian oksigen sesuai program 


2.      Meningkatkan kebersihan jalan nafas
·        Kaji daya bayi apakah bunyi nafas bilateral dan adanya ekspansi selsma inspirasi
·        Atur posisi bayi untuk memudahkan drainage
·        Lakukan pengispan lendir (suction)
·        Kaji kepatenan jalan nafas setiap jam
·        Kaji posisiketepatan alat ventilator setiap jam
·        Auskultasi kedua lapang paru


3.      Menigkatkan pola nafas efektif
·        Monitor serial analisa gas darah sesuai program
·        Menggunakan alat bantu nafas sesuai instruksi
·        Pantau ventilator tiap hari
·        Berikan lingkungan yang kondusif supaya bayi dapat tidur, gunakan sedative bila perlu sesuai program
·        Kaji adanya usaha bayi dalam bernapas


4.      Mencegah injury berhubungan ketidakseimbangan asam-basa;O2 dan CO2 dan barotraumas
·        Evaluasi gas darah untuk melihat fungsi abnomal pernafasan
·        Monitor pulse oximetry
·        Monitor komplikasi
·        Pantau dan pertahankan ketepatan posisi alat bantu nafas atau ventilator


5.      Meningkatkan bonding orang tua –bayi
·        Jelaskan semua alat-alat (monitor, ETT, ventilator) pada orang tua
·        Ajarkan orang tua untuk selalu mengunjungi
·        Jika tidak menggunakan oksigen, ajarkan orang tua untuk menyentu bayi, bercakap dan belaian kasih sayang
·        Ajarkan cara orang tua untuk beradaptasi dalam perawatan bayi
·        Instruksikan pada ibu untuk memberikan ASI dan ajarkan cara merangsang pengeluaran ASI








6.      Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan


·        Pertahankan cairan infuse 60 – 100 ml/kg/hari atau sesuai protocol yang ada
·        Penigkatan pemberian cairan dapat dilihat dari hasil output urine, dan jumlah makanan enteral yang didapat
·        Gunakan infuse pompa supaya dapat dipertahankan
·        Monitor intake dan output urine pada popok
·        Kaji elektrolit ; sodium dan postasium
·        Monitor jumlah cairan infuse yang masuk


7.       Meningkatkan kebutuhan status nutrisi
·        Pasang NGT untuk pemberian minum
·        Evaluasi abdomen; auskultasi
·        Pastikan bahwa selang NGT masuknya tepat pada lambung
·        Berikan makanan atau minuman melalui NGT secara bertahap
·        Tinggikan kepala anak sedikit pada saat akan minum
·        Pemberian makanan / minuman pada anak secara perlahan-lahan
·        Pantau (residual) sisa makanan atau minuman sebelum pemberian makanan
·        Tempatkan bayi dengan posisi miring kekanan setelah pemberian minum setelah satu jam




No comments:

Post a Comment